Kecerdasan muslimah dipengaruhi sekiranya oleh tiga hal:
- KEKUATAN UBUDIYAH (KEDEKATAN DENGAN ALLAH)
Ketika hubungan kita dengan Allah swt sudah sedemikian kuatnya. Keikhlasan
sudah menjadi keseharian kita maka akan terbentuk karakter yang kuat. Karakter
yang muncul menjadi pribadi yang dinamis. Dalam diamnya dia menebar fikir dan
dalam geraknya dia memotivasi orang lain. Dalam sedihnya dia menggugah dan
dalam marahnya dia mengintrospeksi.
Demikian juga ketika kekuatan ubudiyah itu hadir dalam kemampuan memenej diri
dan sekelilingnya. Hal itu akan menjadi kekuatan yang menginternalisasi.
seperti, tepat dalam mengambil keputusan di saat yang sempit, itqon dalam
mengerjakan sesuatu hingga masalah yang teknis operasional sekalipun.
Suatu ketika, datanglah seorang wanita dari Mesir untuk menemui Khalifah Umar
bin Abdul Aziz, ia menanyakan istananya kepada orang-orang, lalu mereka
menunjukkan rmhnya. Di rmh itu ia menjumpai seorang wanita yang duduk di sebuah
tikar yang bertambal, dan mengenakan pakaian yang sudah usang. Juga melihat
seorang laki-laki yang kedua tangannya belepotan tanah karena memperbaiki
dinding rmh. Wanita itu sangat kaget dan tercengang ketika mengetahui bahwa
wanita yang duduk di lantai itu adalah istri Amirul Mukminin, Fathimah binti
Abdul Malik. Ya, dia yang dulu hidup bermewah-mewah bahkan terkadang ia
terlambat shalat berjamaah hanya karena lama saat menata rambutnya saja,
sekarang berbalik melepaskan belenggu kenikmatan semu itu untuk sebuah amanah
yang berat. Kalau bukan karena kekuatan ubudiyahnya tidak akan mau terlepaskan
dari semua itu. Lihat juga laki-laki yang belepotan tanah kedua tangannya, dia
adalah amirul mukminin yang sedang memperbaiki dinding rumahnya.
Jadi sekali lagi ketika hubungan kita sudah baik dengan Allahswt, takkan ada
lagi rona yang bisa membuat kita terlihat gagap ketika keadaan tiba2 berubah.
Baik dalam keadaan sempit maupun lapang. Tetap pesona itu akan selalu terlihat
ada.
- WAWASAN YANG LUAS
Untuk menjadi lentera yang bisa memberikan sinar bagi orang lain kita perlu
bekal. Kekuatan tsaqofah adalah kemampuan kita untuk memberi tentang berbagai
pengetahuan asasi, sebab-akibat dan hikmah dari setiap persoalan. Tanpa banyak
membaca mustahil kita bisa memberi cahaya. Ilmu yang bermanfaat adalah amunisi
utama bagi muslimah tangguh. Mohonlah kepada Allah agar membimbing kita dalam
menuntut ilmu dan gemar membaca. Sebab, siapa yang mendekatkan diri kepada
Allah maka ia akan bersamanya dengan ilmuNya. Seperti yang telah difirmankan
oleh Allah dalam hadits Qudsi,”Apabila seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku
sejengkal, maka Aku akan mendekatkan padanya sehasta. Apabila ia mendekatkan
diri kepadaKu sehasta, maka aku akan mendekat padanya sedepa. Dan apabila ia
datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekat kepadanya dengan
berlari kecil.”
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, ” Sebagaimana Allah memiliki malaikat
malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan hujan, Ia juga memiliki malaikat
malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi masalah ilmu dan petunjuk dan itu
merupakan rezeki bagi hati dan makanannya adalah untuk badan.”
Oleh karena itu, mohonlah taufik kepada Allah ketika hendak membaca, tentu kita
akan mendapatiNya amat dekat dan mengabulkan setiap permohonan kita sehingga
lapanglah semua jalan kebaikan kepada kita.
- TEKUN DALAM SPESIALISASI
Dalam teori Multiple intelejen ada 8 kecerdasan yang bisa kita asah, dan tidak
harus semua itu ada dalam satu orang. Walaupun dalam hitungan ambang batas
setiap orang bisa mengasahnya. Ada yang bisa menjadi penulis untuk nasyrul
fikroh dalam tataran yang lebih luas. Ada yang bisa menjadi politisi,
cendikiawan yang aktif meneliti, dan lain sebagainya. Semua perlu spesialisasi
di jalurnya masing-masing agar makin indah bertebaran di luar sana.
Tanpa spesialisasi akan susah untuk kita menemukan jawaban dari berbagai
masalah. Ketika banyak kaum ibu yang butuh tambahan penghasilan karena
kurangnya uang belanja dari suami dan juga adanya waktu yang berlebih, maka
dibutuhkan sosok enterpreuneur muslimah yang mempunyai kafaah dalam berdagang,
dan juga mengelola sdm untuk industri rumahan yang bisa memanfaatkan tenaga dan
waktu luang para ibu rumah tangga tersebut. Ketika isu hari bumi sedunia kita
butuh muslimah yang paham ilmu lingkungan dan juga ketika ada masalah
trafficking terhadap perempuan kita butuh sarjana hukum yang bisa mengerti
seluk beluk persoalan.
Jika kita mencoba mengkaitkan dengan teori kecerdasan majemuk, sering muslimah
mengembangkan diri sesuai dengan jenis kecerdasannya:
1. Muslimah Cerdas Bahasa (linguistik)
Berfikir melalui kata-kata. Muslimah seperti ini bisa menebarkan pemikirannya
dalam bentuk tulisan. Ada juga yang bisa lebih menajamkannya dalam bentuk merangkum
permasalahan yang sudah didiskusikan. Kalau dalam organisasi bisa di tempatkan
di litbang atau Think Tank organisasi tersebut.
2. Muslimah Cerdas Matematis-Logika
Cara berfikir: melalui penalaran. Cendiakiawan yang punya fikroh keislaman yang
baik akan lebih bermanfaat. Mereka menebar ilmunya yang tak akan habis jika
digunakan dalam rangka perbaikan umat. Muslimah seperti ini akan selalu dinanti
potensinya.
3. Muslimah Cerdas Spesial
Cara berfikir: melalui kesan dan gambar. Kegemaran: mendesain, menggambar,
mebayangkan, mencoret-coret. Untuk mentransfer ide dan kebutuhan pengelolaan
dokumentasi seseorang atau organisasi, atau pengetahuan secara luas dibutuhkan
kerja-kerja seni untuk menghidupkan penyampaiannya. Biasanya muslimah seperti
ini kreatif sekali.
4.Muslimah Cerdas Kinestetis-jasmani
Cara berfikir: melalui sensasi somatis. Zaman shahabiyah para muslimah telah
terdidik jasmaninya untuk lebih dioptimalkan agar bisa mengemban amanah dakwah
yang sangat cepat konstelasinya. Ada Asma binti abu bakar ra yang kuat sekali
turun naik gunung membantu rasulullah dan ayahanda tercinta. Nusaibah di medan
perang. Akhwat Muslimah tidak boleh terlihat lemas, pasca melahirkan tidak
boleh dijadikan alasan untuk menjadi kelebihan berat badan. Fisik yang kuat menjadikan
anak-anak yang kita lahirkan lebih berkualitas. Muslimah seperti ini juga mampu
mengelola pemainan fisik seperti drama, pengalaman yg berhubungan dengan indera
peraba (tactile experiences), bengkel/mekanik, praktek (hands-on learning).
5. Muslimah Cerdas Musikal
Cara berfikir: melalui irama dan metode.
6. Muslimah Cerdas Interpersonal
Cara berfikir: dengan cara melemparkan gagasan kepada orang lain. Kegemaran
memimpin, mengorganisasi, menghubungkan, menebarkan pengaruh, menjadi mediator.
Cocok sekali untuk membangun jaringan yang lebih luas. Pertemuan sosial,
dagang, dll.
7. Muslimah Cerdas Intrapersonal
Cara berfikir: berhubungan dengan kebutuhan, perasaan, cita-citanya. Proyek
individualnya akan selalu jadi bahan perenungannya.
8. Muslimah Cerdas Naturalis
Cara berfikir: melalui alam dan pemandangan alam. Mereka selalu peduli akan
lingkungan. Kegiatan eco living yang akan menjadi kesehariannya. Cocok sekali
jika menjadi motivator untuk go green.
Keindahan itu akan terangkai utuh ketika semua berjalan beriring satu tujuan.
4. Kemampuan untuk berjejaring.
Berjalanlah dengan seimbang. Sepanjang jalan ketika hidup di dunia ini kita
perlu untuk memadukan secara utuh amal-amal yang bersifat ubudiyah dan muamalah
secara baik. Ketika kita terlalu fokus untuk mendekatkan diri kepada Allah swt
dan di waktu yang sama kita lupa peran sosial kita dalam bermuamalah terhadap
makhluknya maka akan kita rasakan ketimpangan dalam wujud jafaaf ruuhi
(kegersangan ruhani) begitu juga dalam keadaan sebaliknya. Jadilah manusia yang
hidup dalam keseimbangan sebab itu melapangkan jalan.
Ketika marak sosial media di dunia maya. Sontak tak luput di belahan bumi
manapun semua merasakan syok sosial karena memang pada dasarnya manusia butuh
untuk bersosialisasi dan berekspresi. Walaupun dalam batas tertentu ada hal-hal
yang semestinya tetap harus dijaga. Apalagi sebagai seorang muslimah. Maksudnya
disini penting sekali kita mampu untuk berjejaring agar jangkauan kita semakin
luas dan akhirnya semakin banyak yang ikut membantu kita menyebarkan kebaikan.
Tapi sekali lagi ada adab yang harus kita jaga; bukan untuk popularitas
pribadi,
Dari Abu Imran Al Jauny, bahwa Abu Bakar as Shiddiq radhiyallahu’anhu berkata,
“Aku ingin sekiranya aku ini hanya sehelai rambut di sisi hamba yang mukmin.”
Ungkapan itu tersirat makna kezuhudan seorang shahabat sekaliber Abu Bakar yang
tidak ingin merasa lebih dari sesama hamba yang mukmin.
Jadi alangkah indahnya pribadi yang zuhud akan tampak terlihat di dalam
keseharian pergaulan seorang muslimah. Bukan menjadi pribadi yang ingin selalu
lebih di sisi yang hamba mukmin yang lain. Bermuamalahlah dengan cinta,
lapangkan dada dalam keadaan dipuji maupun di hina. Genggam dunia di tangan
kita letakkan kecintaan kampung akhirat di dada kita.
Semakin paripurna jika semua berpadu dalam sosok muslimah yang menjadi dambaan
umat. Tunggulah sebentar lagi kiprah-kiprah mereka yang luar biasa. Menerangi
setiap kegelapan yang ada di belantara dunia yang fana.
(Dikutip dari tulisan Ir. fyanti Widuri, tulisan ini di muat di Majalah Salimah
edisi Juni 201)
--------------------------
Masya Allah, ternyata muslimah memang spesial tidak dengan harus sama
profesinya, mengolah sesuatu yang sama dan di lahan yang sama pula, akan tetapi
kesamaan dalam hal tujuan yang sebenarnya, yaitu mencari Ridho Allah swt. ^^
Sumber : https://www.facebook.com/DakwahMuslimah