Selasa, 16 Oktober 2012

Meredam Kecewa Dalam Goresan Pena




Assalamu’alaykum, suara hangat penuh semangat terdengar dari seberang sana.
Wa’alaykumussalam, telefon di tutup oleh Nana, gadis berusia 20 tahun yang baru saja mengakhiri percakapan dengan seorang sahabatnya di pulau seberang tepatnya di kota Malang.
Nana termenung sejenak, entah memikirkan percakapan dengan sahabatnya tadi, atau memikirkan seorang akhwat yang di temuinya sepulang dari kampus tadi.
Larut dalam lamunan, ia pun tersentak kaget mendengar suara dari pintu kamarnya.
Na,,,! Sudah makan nak?? Sahut ibu, iya bu sebentar lagi jawabnya.
Fikiran itu membuatnya lupa makan, menzhalimi diri sendiri, huffth gumamnya .
            Alhamdulillah, kalimat syukur itu terucap dari bibirnya, setelah selesai makan siang di siang hari yang cukup terik waktu itu.
Entah apa yang membuatnya terburu-buru mengambil handphone miliknya, mengetikkan sms terburu-buru pula mengirimnya.
Hening…
Tak ada suara dering atau getar handphone, tak ada balasan sms dari yang bersangkutan
Jengkel…!
Tapi di sembunyikan.
            Meredam kecewa dalam goresan pena, yupp kalimat itu terupdate di akun facebook milik Nana sore itu, tanpa sadar bulir-bulir air menetes di pipinya yang kemudian buru-buru di hapusnya karena ternyata ibu sudah berada di belakangnya sedari tadi.
Kenapa? Tanya ibu dengan agak sedikit seperti menggoda putri semata wayangnya itu
Tak dijawab, Nana hanya tersenyum kemudian meninggalkan ibunya yang yang sebenarnya mengerti perasaan putrinya saat itu.
Kemanakah Nana? Kamar mandi, tempat ia menangis sejadi-jadinya.Karena tak akan ada orang-orang rumahnya yang mendengar tangis dan melihat airmatanya, begitu fikir Nana.
            Terdiam ia di samping jendela kamarnya, menatap kosong ke depan.
Tatapan mata tanpa arti, tanpa tujuan, terlintas bayangan di fikirnya kemudian secepat kilat itu juga ia pergi.
Astagfirullah…
Adzan magrib berkumandang dan Nana pun bergegas mengambil wudhu dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah.
Untaian do’a terucap tulus dari ikhlasnya hati seorang muslimah meminta pada tuhanNya.
Dengan setengah berbisik ia berkata..
Robbi,,
Sungguh sesudah kesulitan ada kemudahan, dan Engkau pun akan memberikan kemudahan setelah kesulitan.
Siapakah yang mengabulkan do’a orang yang dalam kesulitan selain Engkau?
Robbi…
Engkau mengetahui perkara rahasia dan perkara yang lebih tersembunyi lagi.
Jauhkan, jika memang ini yang terbaik untuk ku menurutMu.
Cukuplah Engkau sebagai Penolong ku, dan Engkau adalah sebaik-baik Pelindung.
Amiin..
            Di kampus pagi ini Nana menyusuri lorong kampusnya tuk menuju kelasnya di lantai dua. Setelah menaiki tangga, ada perasaan yang entah sulit dikatakannya hari itu,  2 mata kuliah pun lewat dari perhatiannya, alhasil pulang tak membawa apa-apa hanya perasaan berkecamuk di dada yang pemilik raga pun bertanya pada dirinya “ada apa sebenarnya??”
Bosan dengan keadaan, handphone di tangan mengetikkan sms tanpa tujuan.
Aarrghh,,,!! Gerutunya, kenapa mesti aku yang harus memulai??? Ucapnya pada diri sendiri.
            Tiga hari terlewati, Nana seperti tak menggubris orang-orang di sekitarnya. Menjalani hari pun ia lebih banyak diam.
Kertas-kertas tercecer dimeja tulisnya berikut tulisan-tulisan, yang tercipta dikertas itupun unik.
Tulisannya beraneka ragam, dari rapi sampai tak terbaca sama sekali, dari huruf-huruf yang terbentuk menjadi kalimat, hingga gortesan pena tanpa makna alias benang kusut! Ya,,begitulah kira-kira.
Selembar kertas pun terjatuh tertiup angin dari arah luar jendela kamar Nana, dan terjatuh tepat di kakinya. Ia pun menunduk mengambilnya.
“LARUT DALAM DIAM” kalimat yang tertulis di kertas itu, yang semakin melarutkan Nana dalam diamnya yang sedari tadi di tekuninya.
            Akhwat itu mengalihkan perhatiannya, akhwat yang ia temui sepulang dari kampus waktu itu kini menjadi murabbiyahnya (Murabbiyah adalah pendidik atau guru ).
Halaqah ( Halaqah artinya lingkaran dan liqo` artinya pertemuan. Secara istilah halaqah berarti pengajian dimana orang-orang yang ikut dalam pengajian itu duduk melingkar.) sore itu membuat semangat Nana,  dikarenakan materi yang di sampaikan Murabbiyahnya sangat menarik perhatiannya sedikit menjawab pertanyan-pertanyan yang terkadang selalu ia tanyakan pada dirinya sendiri. “Jaga Hati, Hiasi Pribadi, Allah di Hati” Subhanallah kalimat yang menyimpan makna yang sungguh luar biasa bagi Nana.
            Getar hanphone di saku baju Nana sedikit mengagetkannya “Kog Ngilang” sms dari seorang ikhwan yang cukup lama di kenal Nana, yang juga akhir-akhir ini berusaha tuk di hindarinya. Tersungging senyum di bibir Nana yang entah hanya ia yang tau alasannya.
            Nana banyak berubah, lebih baik tepatnya, lebih bersemangat, dan yang paling penting lebih taat pada perintahNya.
Alhamdulillah, semoga tetap istiqomah ya ukhti, senang dengan perubahan yang terjadi pada sahabat ku saat ini, ucap Dwi sahabatnya yang saat ini menempuh study di kota Malang.
Pembicaraan via telefon dua akhwat itu hangat, sesekali terdengar tawa kecil saat teringat hal-hal lucu semasa menempuh pendidikan di salah satu SMA di kota kelahiran Nana.
Selesai melepas kerinduan dengan sahabatnya itu, Nana memilih membaca Fan Page Islam di akun facebooknya daripada melihat handphone yang sudah  menanti smsnya untuk di baca di dalamnya, dari seorang ikhwan yang disana.
            Fan page islam yang ia baca membuatnya membanyak memperoleh ilmu baru, memberikan sedikit semangat, motivasi dan inspirasi tuk menjadi lebih dan lebih baik lagi.
Banyak jalan jika mau berusaha, “BERBAIK SANGKA” itu slogan Nana baru-baru ini.
            Apa kabar mu duhai ikhwan yang InsyaAllah teguh iman…?? Ucap Nana Lirih.
Ada rasa bersalah, diam dan tanpa kabar tak beralasan membuat mu dalam kebingungan, membuatmu menyimpan tanya apakah kabar ku baik-baik saja??
Afwan, ucap Nana dalam hati “aku sedang berusaha memantaskan diri untuk mencapai ridho Ilahi”
            Sesungguhnya Allah menyukai kelestarian atas keakraban persahabatan, maka peliharalah kelangsungannya (HR.Adh Dailami) .
Tertegun Nana, teringat ia akan ikhwan yang disana, astagfirullah…
Niat baik belum tentu dianggap baik. Haruskah memutuskan silaturahmi demi berusaha memantaskan diri ??
Ya Robbi, ampuni atas segala khilaf dan ketidaktahuan ku.
Kekecewaan pada ikhwan cukuplah hanya aku dan Engkau yang tau, dalam hati ia berdo’a.
Belajar dari masa lalu, karena pengalaman dimasa lalu adalah guru yang terbaik..! Pepatah mengatakan.
Afwan akhi, InsyaAllah semua akan indah pada waktunya seperti katamu selalu,,J
            Berbinar mata Nana, tersenyum lebar ia.
Bismillah, akan ku mulai hidup dari awal dengan hati yang baru, jiwa yang baru, serta semangat yang baru. Semoga Allah berkenan mengampuni  apa yang telah lalu.
Selamat datang di kehidupan baru mu Nana ucapnya dalam hati.
Masih ada pelangi dilangit senja, walau senja lebih terkenal dengan banyaknya mega…


Akina_Oshimazakura