Senin, 04 November 2013

Maka Adukanlah, Hanya Kepada_Nya





Bismillahirrahmanirrahim...
Entah, bagaimana memulainya tentunya hanya AsmaMU lah yang jadi pembukanya.
Haruskah kata entah yang jadi kalimat pembuka dan terletak di paragraf yang pertama?
Sudahlah! Kita tak sedang membahas kata dan kalimat yang utama.
Senja kini berganti dengan larut malam, yaa karena jam dinding pun sudah menunjukkan waktu yang tak mungkin ku beberkan disini, kenapa? Intinya rahasia :P
Perlahan ku mulai berjalan menyusuri hati, bukan jalan raya ya? Karena ini sudah terlalu malam, pemirsa :D
Mengetuk pintu hati yang kurasa ada yang berbeda, ada orangkah disana? Ahh tidak mungkin, bagaimana ia bisa berada disana? Cara masuknya gimana? Atau mungkin akulah yang terlalu mendramatisir keadaan, terlalu melankolis!, tepatnya :D
Terkadang, ada hal-hal yang memang sulit sekali tuk di ungkapkan.
Bukan salah kami, yang memang lebih memilih tuk diam daripada berbicara yang tak pernah menemukan titik temunya, dan jadilah pembicaraan yang sia-sia. Bukankah Al-Hadist ada yang mengatakan “Berkatalah yang baik, atau diam”.
Tak cukupkah itu kita jadikan pedoman?
Terkadang seorang teman pun tak bisa diandalkan, atau kita sebut sebagai sebenar-benarnya teman.
Lalu, jika seperti itu, maka bagaimana mungkin kita punya teman yang bisa meminjamkan bahunya tuk digunakan sebagai tempat bersandar?
Seseorang yang mengerti, tentunya takkan menunggu tapi memberi tanpa perlu di mintai, bukankah begitu? Yaa mungkin itulah sahabat sejati.
Kita sedang berbicara tentang teman atau seorang sahabat? Sepertinya ia, ya bisa jadi lah :D
Kita akan merasa kehilangan, setelah orang itu benar-benar pergi.
Yaa kurang lebih begitulah, kalau saja masih disini, palingan juga gag di cari, ya nggak? :P
Terlalu phobia dengan kata Kehilangan dan di tinggalkan! Kenapa? Ada sesuatu hal yang membuat dua kalimat itu tetap mengakar kokoh pada tahta ketakutan yang semakin lama semakin mencekam, ini bahasa kenapa berubah jadi alay?
Tapi, tunggu dulu pernahkah mendengar suatu hadis yang bunyinya “ Jika kita meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu dengan yang lebih baik”.
Ingat! Niatnya untuk Allah, bukan yang lain.
Karena suatu amal perbuatan tergantung dari niatnya, maka mulailah sesuatu berdasarkan niatnya, Lillahita’ala.
Jangan pernah merasa kehilangan saat kau merasa di tinggalkan! Kita masih punya Allah yang Maha Segalanya, maka adukanlah! Berkeluh kesahlah! Hanya Pada_NYA.
Akan kau temukan kedamaian, ketenangan setelah kau bersimpuh, bersujud dan memohon pertolonganNYA.
Bersabarlah, pertolongan Allah itu sungguh dekat, shalihin dan shalihat :’)